Snouck Hurgronje Agen Belanda yang Pura Pura Islam


Nama Snouk Hurgronje sebagai pegawai pemerintah kolonial Belanda, tepatnya penasihat hal pribumi, amat populer dalam sejarah “penjinakan” Islam di Nusantara. Demi menjalankan misinya, ia sempat mengubah nama menjadi Haji Abdul Ghaffar.

Ia menjadi kunci keberhasilan pemerintah kolonial Belanda dalam menaklukkan Aceh. Di Tatar Pasundan, Snouk Hurgronje sempat menikah dua kali. Pertama dengan Sangkana, putri penghulu besar Ciamis, Raden Haji Muhammad Ta’ib. Kedua dengan Siti Sadijah, putri Kalipah Apo.

Dari pernikahannya dengan Sangkana, ia mempunyai empat orang anak. Istrinya tersebut meninggal saat mencetuskan anaknya yang kelima pada 1896. Ia menikahi putri Kalipah Apo pada 1898 di Bandung ketika Siti Sadijah berusia 13 tahun. Dari pernikahannya tersebut ia memiliki seorang anak mempunyai nama Raden Joesoef.

Berdasarkan keterangan dari A Suryana Sudrajat dalam Tapak-tapak Pejuang: Dari Reformis ke Revisionis (2006), pernikahannya dengan Siti Sadijah ditata oleh Haji Hasan Mustapa sebagai atasan Kalipah Apo.

Ketika van Koningsveld, penulis kitab Snouck Hurgronje dan Islam: Delapan Karangan mengenai Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial (1989) mengaku bahwa Hurgronje pura-pura masuk Islam, pernikahannya dengan dua putri penghulu tidak sedikit dipertanyakan.


0 Response to "Snouck Hurgronje Agen Belanda yang Pura Pura Islam"

Post a Comment